Segitiga Bermuda, The Satanic Triangel ?
5 09 2008 Bagi rekan yang gemar kisah  misteri, pasti mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan  Amerika Serikat dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico  (Jamaica), dan Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak  terpecahkan. Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana  samudera seperti Christopher Columbus.
Bagi rekan yang gemar kisah  misteri, pasti mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan  Amerika Serikat dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico  (Jamaica), dan Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak  terpecahkan. Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana  samudera seperti Christopher Columbus.Sekitar 1492, ketika dirinya akan  mengakhiri perjalanan jauhnya menuju dunia barunya, Amerika, sempat  menyaksikan fenomena aneh di wilayah ini. Di tengah suasana laut yang  terasa aneh, jarum kompas di kapalnya beberapa kali berubah-ubah.  Padahal cuaca saat itu begitu baik. Lebih dari itu, tak jauh dari kapal,  pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya  bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga  menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang  begitu saja.
Di wilayah ini, indera keenam memang  seperti dihantui ‘suasana’ yang tak biasa. Namun begitu rombonganmasih  terbilang beruntung, karena hanya disuguhi ‘pertunjukkan’. Lain dengan  pelintas-pelintas yang lain.
Menurut catatan kebaharian, peristiwa  terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini adalah lenyapnya sebuah  kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880. Tanpa jejak secuilpun,  kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib  di . Selain Atalanta, Segitiga Bermuda juga telah menelan ratusan kapal  lainnya.
Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga  telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar  yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan AL  AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5  Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan  melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi.  Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat  memberi sinyal SOS. Anehnya, misteri Avenger tak berujung di situ saja.  Ketika sebuah pesawat SAR jenis Martin PBM-3 (Marinir)  dikirim  mencarinya, pesawat amfibi gembrot dengan tigabelas awak ini pun  ikut-ikutan lenyap. Hilang bak ditelan udara. Keesokan harinya ketika  wilayah-wilayah laut yang diduga menjadi tempat kecelakaan keenam  pesawat disapu enam pesawat penyelamat pantai dengan 27 awak, tak satu  pun serpihan pesawat ditemukan. Ajaib.
Tahun demi tahun berlalu. Sekitar 1990,  tanpa dinyana seorang peneliti berhasil menemukan onggokan kerangka  pesawat di lepas pantai Florida. Betapa terkejutnya orang-orang yang  menyaksikan. Karena, ketika dicocokan onggokan metal itu ternyata bagian  dari kelima TBF Avenger.
Hilangnya C-119
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya  pesawat transpor C-119  pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda  milik AU bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari  Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan  Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.
 Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal  ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11.  Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak  pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.
Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal  ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11.  Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak  pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.“Dalam kontak radio terakhir tak ada  indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah  itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat  Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah  (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
Seketika itu pula tim SAR terbang  menyapu wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga menjadi tempat  kandasnya C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti  hilangnya pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan  pesawat atau tubuh manusia ditemukan. “Benar-benar aneh. Sebuah pesawat  terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,”  demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Seseorang dari Tim SAR mengatakan,  kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan Grand Turk. Bisa  karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau memang  pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi,  tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula  jika pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan ditching  (pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu dalam  keadaan baik. Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu meter,  dan angin hanya 15 knot.
Analisis selanjutnya memang mengembang  kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan apa-apa. Kasus C-119 Flying  Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya pada tahun 1973 terbit  artikel dari International UFO  Bureau yang mengingatkan kembali sejumlah orang pada kasus ajaib  tersebut.
Dalam artikel ini dimuat kesaksian  astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H. White II, yang  justru membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar  raibnya C-119, dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar  Karibia. Gemini kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut  catatan NASA, pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan  eksperimen jalan-jalan ke luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang  dirahasiakan.
Menurut Divitt, dia melihat sebuah  pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan mekanik kedapatan sedang  meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed White pun  menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu,  C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian  ini. Tak mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang  dilihat kedua astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini  IV. Boleh jadi ‘kan yang mereka salah lihat ? Maklum saat itu (hingga  kini pun), banyak pihak masih menilai sektis terhadap kehadiran UFO.
Ketika itu kepada kedua astronot  disodori gambar Pegasus 2 satelit raksasa yang memang memiliki antene  mirip lengan sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah satelit yang ada di  sekitar itu. Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka menyanggah jika  telah salah lihat.
“Sekali lagi saya tegaskan, dengan  menyebut UFO ‘kan tak berarti saya menunjuk pesawat ruang angkasa dari  planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika saya melihat  pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak jika  saya menyebutnya sebagai UFO?” sergah Divitt.
Begitulah kasus C-119 Flying Boxcar yang  tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara kapal atau pesawat yang  raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang senantiasa sama.  Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis, kontak radio  berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu saja.  Tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan  dengan segala kejadian di sana Ada yang menyebut teori pelengkungan  waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori  anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya  dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang  hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh  memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa  menjelaskannya.
Sumber : Angka Tigabelas 
Buku Kemunculan Dajjal Di Segitiga  Bermuda.


 
 
 20.09
20.09
 AKbar Djohan
AKbar Djohan
 
 
 
0 komentar:
Posting Komentar